Sabtu, 02 November 2013

Malam jalan


Lorong jalan begitu sepi
Hanya ada peri jalanan di pinggir
Sepi tetapi tidak syahdu
Tanpa waktu
Tanpa manusia
Tanpa komunikasi

Bersusulan langkah kaki
Kali ini dengan siulan
Ya mari menari dipinggir malam
Bersama atau tanpa hati

Wanita malam
Bagai patung dipinggir jalan
Menjajakan dagangan
yang tak laku di siang
menahan dingin dengan baju –mini-
berharap pria dingin berotak –mini pula-

--bila mana jika daku sang pria itu
Apakah hati atau materi yang aku beri
Ah, pasti wanita itu memilih materi
Walaupun daku memberikan hati—

trotoar jalan milik para pinggiran
berebut toko terbaik untuk terpejam
-seolah- tanpa beban meringankan malam
Dengan candaan khas pinggiran

--bagaiman jika daku sang pinggiran
Mampukah hiasi malam dengan canda
Siang dengan perjuangan—

Ku undang kabut bermalam bersama
Para ksatria malam pecundang jalanan
Ku usir risau tanpa ancaman
Hilangkan gangguan tarian jiwa

Jiwa-jiwa bebas yang terkurung –dipinggir jalan-
Terkurung murung menanti gurat merah
Semakin jelas rupa semakin jelas jiwa
Terus melangkah habiskan jalan
Habiskan malam

Bandung 01-07-2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar