Lorong jalan begitu sepi
Hanya ada peri jalanan di
pinggir
Sepi tetapi tidak syahdu
Tanpa waktu
Tanpa manusia
Tanpa komunikasi
Bersusulan langkah kaki
Kali ini dengan siulan
Ya mari menari dipinggir
malam
Bersama atau tanpa hati
Wanita malam
Bagai patung dipinggir
jalan
Menjajakan dagangan
yang tak laku di siang
menahan dingin dengan baju
–mini-
berharap pria dingin
berotak –mini pula-
--bila mana jika daku sang
pria itu
Apakah hati atau materi
yang aku beri
Ah, pasti wanita itu
memilih materi
Walaupun daku memberikan
hati—
trotoar jalan milik para
pinggiran
berebut toko terbaik untuk
terpejam
-seolah- tanpa beban
meringankan malam
Dengan candaan khas
pinggiran
--bagaiman jika daku sang
pinggiran
Mampukah hiasi malam
dengan canda
Siang dengan perjuangan—
Ku undang kabut bermalam
bersama
Para ksatria malam
pecundang jalanan
Ku usir risau tanpa
ancaman
Hilangkan gangguan tarian
jiwa
Jiwa-jiwa bebas yang
terkurung –dipinggir jalan-
Terkurung murung menanti
gurat merah
Semakin jelas rupa semakin
jelas jiwa
Terus melangkah habiskan
jalan
Habiskan malam
Bandung 01-07-2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar