Terlepaslah sepatu yang telah lama berkelana
Kulitnya coklat pekat menandakan perihnya perjalanan
Talinya kuat oleh kebersama’an
Tapaknya hilang tak menyisakan jejak
Tanggalkan jaket lusuh penuh haru
Tiap helai menahan derita
Panas, dingin, tetap melekat pada tubuh rapuh
Hujan badai tetap gagah melindungi kulit kusut
Bau keringat pengelana bereda disana
Celana tempur penuh lumpur
Lumpur kehidupan yang memberi warna
Warna tak berwarna memiliki makna
Sobekan pejuang awal kemenangan
Penutup kepala tetap di singgasana
Menutupi otak yang sedang beku
Kepala dan dia menyatu
Akanku pejamkan mata
Tidak lama, hanya beberapa waktu
Ma’afkan daku cinta
Kelopak mata enggan membuka
Daku hanya berbaring kaku
Berselimutkan kabut di puncak entah apa namanya
Tjumy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar